SATUAN
ACARA PENYULUHAN
Bidang studi : Manajemen Keperawatan
Topik : Penyuluhan Tentang TB
Paru
Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien
TB Paru
Tempat : Ruang
Palem 1 RSU Dr. Soetomo Surabaya
Hari/Tanggal : Kamis, 8 Juli 2010
Waktu : 1 X 30 Menit
I.
Tujuan
Instruksional Umum :
Setelah
mengikuti penyuluhan mengenai TB Paru selama
30 menit, pasien maupun keluarga pasien dengan TB Paru mampu memahami
tentang TB Paru.
II.
Tujuan
Instruksional Khusus :
Setelah
dilakukan penyuluhan mengenai TB Paru, maka kelurga maupun pasien mampu:
1.
Menjelaskan
tentang pengertian TB Paru
2.
Menjelaskan
tentang penyebab TB Paru
3.
Menjelaskan gejala TB Paru
4.
Menjelaskan
cara penularan TB Paru
5.
Menjelaskan pengobatan TB Paru
6.
Melaksanakan cara
pencegahan TB Paru.
III. Sasaran
Pasien dan Keluarga pasien TB Paru di Ruang Palem 1 RSU Dr.
Soetomo Surabaya.
IV. Materi
1.
Pengertian TB Paru
2.
Penyebab TB Paru
3. Gejala TB Paru
4. Cara Penularan TB Paru
5. Pengobatan TB Paru
6. Cara pencegahan TB Paru.
V.
Metode
-
Ceramah
-
Tanya jawab
VI.
Setting
1)
Setting
Waktu
NO
|
WAKTU
|
KEGIATAN PENYULUHAN
|
KEGIATAN PESERTA
|
1
|
5 Menit
|
Pembukaan:
1.
Memperkenalkan diri
2.
Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan.
3.
Melakukan kontrak waktu.
4. Menyebutkan materi penyuluhan yang akan
diberikan.
5. Menggali pegetahuan tentang TB Paru
|
1.
Menyambut salam dan mendengarkan
2.
Mendengarkan
3.
Mendengarkan
4.
Mendengarkan
5.
Menjawab
|
2
|
20 Menit
|
Pelaksanaan :
1.
Menjelaskan tentang
pengertian TB Paru
2.
Menjelaskan tentang etiologi TB Paru
3. Menjelaskan tentang gejala TB Paru
4. Menjelaskan tentang Cara Penularan TB Paru
5. Menjelaskan tentang Pengobatan TB Paru
6. Menjelaskan tentang pencegahan TB Paru
7. Sesi tanya Jawab
|
1.
Mendengarkan dan
memper-hatikan
2.
Bertanya dan Menjawab.
|
3
|
5 Menit
|
Penutupan :
1.
Menanyakan pada peserta tentang materi
yang diberikan dan reinforcement kepada peserta bila dapat menjawab & menjelaskan
kembali pertanyaan/ma-teri
2. Mengucapkan terima kasih kepada peserta.
3. Mengucapkan salam
|
1. Menjawab & menjelaskan pertanyaan.
2. Mendengarkan
3. Menjawab salam
|
2)
Setting
Tempat
Keterangan :
= Penyaji
= Observer
= Fasilitator
VII.
Media
-
Flip chart
-
Leaflet
VIII.
Pengorganisasian
Moderator :
Penyaji :
Fasilitator :
Observer :
Perlengkapan :
Dokumentasi :
IX.
Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
1) Kesiapan media dan tempat
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang
Palem 1 RSU Dr. Soetomo Surabaya.
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan
dilakukan sebelum dan saat penyuluhan.
2.
Evaluasi Proses
:
1)
Peserta antusias terhadap
materi penyuluhan.
2)
Peserta mengajukan pertanyaan.
3) Tidak ada peserta yang mrninggalkan tempat
penyuluan.
3.
Kriteria Hasil :
1) Pelaksanaan penyuluhan berjalan
dengan baik.
2) Peserta yang hadir 75% dari undangan.
3) Peserta mampu menjelaskan kembali tentang:
(1) Pengertian TB Paru.
(2) Etiologi TB Paru.
(3) Gejala TB Paru
(4) Penularan TB Paru.
(5) Pengobatan TB Paru
(6) Cara Pencegahan TB Paru
MATERI PENYULUHAN
I.
Pengertian
Tuberkulosis adalah suatu penyakit
infeksi yang disebabkan oleh bakteri sehingga menyebabkan gangguan pada
paru–paru. TBC ditularkan lewat batuk dan dahak.
II.
Penyebab
Tuberkulosis disebabkan oleh basil TB
(Mycobacterium tuberculosis humanis) yang termasuk famili Mycobacteriaceae yang
mempunyai beberapa genus, satu diantaranya adalah Mycobacterium, salah satu
spesiesnya adalah Mycobacterium Tuberculosis. Basil TB mempunyai dinding sel
lipoid sehingga tahan asam, sifat ini dimanfaaatkan oleh Robert Koch untuk
mewarnai secara khusus. Oleh karena itu, kuman ini disebut BTA (Basil Tahan
Asam). Basil TB sangat rentan terhadap sinar matahari sehingga dalam beberapa
menit saja akan mati karena gelombang cahaya ultraviolet. Basil TB juga rentan
terhadap panas/basah, sehingga dalam 2 menit Basil TB yang ada di lingkungan
basah akan mati bila terkena air dalam suhu 100°C. Basil TB juga akan terbunuh
dalam beberapa menit bila terkena alkohol 70 % atau lisol 5%.
III. Tanda dan Gejala
1.
Gejala sistemik (umum)
a.
Demam
Salah satu keluhan
utama penderita TB paru adalah demam seperti gejala influenza. Biasanya demam
dirasakan pada malam hari disertai dengan keringat malam, kadang-kadang suhu
badan mencapai 40°- 41°C. Serangan seperti influenza ini bersifat hilang
timbul, dimana ada masa pulih diikuti dengan serangan berikutnya setelah 3
bulan, 6 bulan, 9 bulan (dikatakan sebagai multiplikasi 3 bulan).
b.
Gejala yang tidak
spesifik
Dapat ditemukan rasa tidak enak
bada (malaise), nafsu makan berkurang yang menyebabkan penurunan berat badan,
sakit kepala dan badan pegal-pegal. Pada wanita kadang-kadang dapat dijumpai
gangguan siklus haid.
2.
Gejala respiratorik
(paru)
1)
Batuk
Awal terjadinya penyakit, kuman
akan berkembangbiak di jaringan paru, batuk baru terjadi bila bronkus telah
terlibat. Batuk merupakan akibat dari terangsangnya bronkus, kemudian akibat
peradangan batuk menjadi produktif karena diperlukan untuk membuang
produk-produk eksresi dari peradangan. Sputum dapat bersifat mukoid atau
purulen.
2)
Batuk darah
Terjadi akibat pecahnya pembuluh
darah, berat atau ringannya batuk darah tergantung dari besarnya pembuluh darah
yang pecah. Gejala ini tidak selalu terjadi pada setiap TB paru, kadang-kadang
merupakan perluasan proses TB paru.
3)
Sesak napas
Terjadi akibat luasnya kerusakan
jaringan paru, didapatkan pada penyakit paru yang sudah lanjut. Sedangkan pada
penyakit yang baru tidak akan dijumpai gejala ini.
4)
Nyeri dada
Biasanya terjadi bila sistem saraf
terkena,dapat bersifat lokal atau pleuritik.
5) Malaise
Sering
ditemukan berupa tidak ada nafsu makan, badan makin kurus, sakit kepala,
meriang, nyeri otot dan keringat malam.
IV. Penularan
Sumber utama
penularan penyakit ini adalah sputum (dahak). Batuk dan meludah akan
menyebabkan kuman tuberkulosis menular pada orang lain lewat udara. Penderita TBC ketika batuk, bersin, atau berbicara, akan
memercikkan kuman TBC atau bacilli ke udara. Seseorang dapat terpapar dengan
kuman TBC hanya dengan menghirup sejumlah kecil kuman TBC (penularan melalui
udara). Keluarga yang tinggal dekat penderita memiliki kemungkinan lebih
banyak untuk tertular. Bayi dari ibu yang terinfeksi tuberkulosis berisiko
tinggi untuk terserang, oleh sebab itu penderita harus dilatih untuk menutup
mulutnya dan menghadapkan wajah ke arah lain saat batuk.
V.
Pengobatan
Menurut Dep.Kes (2003) tujuan
pengobatan TB Paru adalah untuk menyembuhkan penderita, mencegah kematian,
mencegah kekambuhan dan menurunkan tingkat penularan. Salah satu komponen dalam DOTS adalah pengobatan
paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung dan untuk menjamin
keteraturan pengobatan diperlukan seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
Prinsip pengobatan TB Paru :
1) Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi
dari beberapa jenis (Isoniasid, Rifampisin, Pirasinamid, Streptomisin,
Etambutol) dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua
kuman (termasuk kuman persisten) dapat dibunuh.
2) Dosis tahap intensif dan tahap lanjutan
ditelan sebagai dosis tunggal, sebaiknya pada saat perut kosong.
3) Pada tahap intensif (awal) penderita
mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya
kekebalan terhadap semua OAT. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan
secara tepat, penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2
minggu. Sebagian besar penderita TB Paru BTA positif menjadi BTA negatif
(konversi) pada akhir pengobatan intensif.
4) Pada tahap lanjutan penderita mendapat
jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap
lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten sehingga mencegah terjadi
kekambuhan.
VI. Pencegahan
1.
Mencegah dengan
menjalankan pola hidup sehat dengan cara :
a.
Makan bergizi
seimbang
b.
Istirahat cukup dan
jangan tidur larut malam
c.
Tidak merokok (pasif
atau aktif)
d.
Menjemur
kasur atau alas tidur teratur agar tidak lembab
e.
Membuka
jendela rumah waktu pagi hari sampai sore hari
2.
Mencegah
penularan pada pasien TBC dengan cara :
a.
Bila
batuk tutup mulut agar keluarga dan orang sekitar tidak tertular
b.
Jangan
meludah di sembarang tempat
c.
Meludah
dengan menggunakan tempolong atau kaleng yang tertutup dan diisi air sabun atau
Lysol untuk menampung dahak
d.
Membuang
tampungan dahak ke lubang WC atau timbun di tempat yang jauh dari keramaian
3.
Mencegah
TB pada anak dengan cara :
a.
Mencegah
kontak antara anak dengan penderita TB yang menular
b.
Memberikan
gizi yang cukup (terutama protein dan Fe yang cukup)
c.
Vaksinasi
BCG sebagai perlindungan bagi anak terhadap TB primer serta
komplikasi-komplikasinya dengan syarat bahwa vaksinnya baik, penyimpanan dan
handling-nya baik, teknik penyuntikannya baik dan anak yang bersangkutan
mempunyai respons imun seluler yang baik pula. (WHO,
1980)
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner
& Suddarth .Edisi 8. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
0 comments:
Post a Comment