Friday, 14 December 2012

SAP TB Paru


SATUAN ACARA PENYULUHAN
 
Bidang studi           : Manajemen Keperawatan
Topik                     : Penyuluhan Tentang TB Paru
Sasaran                  : Pasien dan Keluarga pasien TB Paru
Tempat                   : Ruang Palem 1 RSU Dr. Soetomo Surabaya 
Hari/Tanggal           : Kamis, 8 Juli 2010
Waktu                    : 1 X 30 Menit

I.       Tujuan  Instruksional Umum :
         Setelah mengikuti penyuluhan mengenai  TB  Paru selama  30 menit, pasien maupun keluarga pasien dengan TB Paru mampu memahami tentang TB Paru.
II.    Tujuan  Instruksional Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai TB Paru, maka kelurga maupun pasien mampu:
1.      Menjelaskan tentang pengertian  TB Paru
2.      Menjelaskan tentang  penyebab  TB Paru
3.      Menjelaskan  gejala TB Paru
4.      Menjelaskan cara penularan TB Paru
5.      Menjelaskan pengobatan TB Paru
6.      Melaksanakan cara pencegahan  TB Paru.

III. Sasaran
      Pasien dan Keluarga pasien TB Paru di Ruang Palem 1 RSU Dr. Soetomo Surabaya.
IV. Materi
1.      Pengertian  TB Paru
2.      Penyebab   TB Paru
3.      Gejala TB Paru
4.      Cara Penularan TB Paru
5.      Pengobatan TB Paru
6.      Cara pencegahan TB Paru.
V.    Metode
-          Ceramah
-          Tanya jawab




VI. Setting
1)            Setting Waktu
NO
WAKTU
KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATAN PESERTA
1
5 Menit
Pembukaan:
1.      Memperkenalkan diri
2.      Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.
3.      Melakukan kontrak waktu.
4.      Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan.
5.      Menggali pegetahuan tentang TB Paru

1.      Menyambut salam dan mendengarkan
2.      Mendengarkan
3.      Mendengarkan
4.      Mendengarkan


5.      Menjawab

2
20 Menit
Pelaksanaan :
1.      Menjelaskan tentang pengertian TB Paru
2.      Menjelaskan tentang etiologi TB Paru
3.      Menjelaskan tentang gejala TB Paru
4.      Menjelaskan tentang Cara Penularan TB Paru
5.      Menjelaskan tentang Pengobatan TB Paru
6.      Menjelaskan tentang pencegahan TB Paru
7.      Sesi tanya Jawab

1.      Mendengarkan dan memper-hatikan
2.      Bertanya dan Menjawab.
3
5 Menit
Penutupan :
1.      Menanyakan pada peserta tentang materi yang diberikan dan reinforcement kepada peserta bila dapat menjawab & menjelaskan kembali pertanyaan/ma-teri
2.      Mengucapkan terima kasih kepada peserta.
3.      Mengucapkan salam

1.      Menjawab & menjelaskan pertanyaan.




2.      Mendengarkan
3.      Menjawab salam

2)            Setting Tempat
                  Keterangan :
                  = Peserta                                            =  Moderator
      =  Penyaji                                           Observer        
                  = Fasilitator

VII.    Media
-          Flip chart
-          Leaflet
VIII. Pengorganisasian
Moderator                          : 
Penyaji                               :
Fasilitator                           : 
                                              
                                            
                                             
                                            
                                            
Observer                            : 
Perlengkapan                     : 
                                            
Dokumentasi                     : 

IX. Kriteria Evaluasi
1.      Evaluasi  struktur
1)   Kesiapan media dan tempat
2)   Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang Palem 1 RSU Dr. Soetomo Surabaya.
3)   Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan.

2.       Evaluasi Proses :
1)      Peserta  antusias terhadap materi penyuluhan.
2)      Peserta mengajukan pertanyaan.
3)      Tidak ada peserta yang mrninggalkan tempat penyuluan.
3.      Kriteria Hasil :
1)      Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan baik.
2)      Peserta yang hadir 75% dari undangan.
3)      Peserta mampu menjelaskan kembali tentang:
(1)    Pengertian TB Paru.
(2)    Etiologi TB Paru.
(3)    Gejala TB Paru
(4)    Penularan TB Paru.
(5)    Pengobatan TB Paru
(6)    Cara Pencegahan TB Paru






















MATERI PENYULUHAN


I.             Pengertian
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri sehingga menyebabkan gangguan pada paru–paru. TBC ditularkan lewat batuk dan dahak.

II.          Penyebab
Tuberkulosis disebabkan oleh basil TB (Mycobacterium tuberculosis humanis) yang termasuk famili Mycobacteriaceae yang mempunyai beberapa genus, satu diantaranya adalah Mycobacterium, salah satu spesiesnya adalah Mycobacterium Tuberculosis. Basil TB mempunyai dinding sel lipoid sehingga tahan asam, sifat ini dimanfaaatkan oleh Robert Koch untuk mewarnai secara khusus. Oleh karena itu, kuman ini disebut BTA (Basil Tahan Asam). Basil TB sangat rentan terhadap sinar matahari sehingga dalam beberapa menit saja akan mati karena gelombang cahaya ultraviolet. Basil TB juga rentan terhadap panas/basah, sehingga dalam 2 menit Basil TB yang ada di lingkungan basah akan mati bila terkena air dalam suhu 100°C. Basil TB juga akan terbunuh dalam beberapa menit bila terkena alkohol 70 % atau lisol 5%.

III.       Tanda dan Gejala
1.    Gejala sistemik (umum)
a.       Demam
Salah satu keluhan utama penderita TB paru adalah demam seperti gejala influenza. Biasanya demam dirasakan pada malam hari disertai dengan keringat malam, kadang-kadang suhu badan mencapai 40°- 41°C. Serangan seperti influenza ini bersifat hilang timbul, dimana ada masa pulih diikuti dengan serangan berikutnya setelah 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan (dikatakan sebagai multiplikasi 3 bulan).
b.      Gejala yang tidak spesifik
Dapat ditemukan rasa tidak enak bada (malaise), nafsu makan berkurang yang menyebabkan penurunan berat badan, sakit kepala dan badan pegal-pegal. Pada wanita kadang-kadang dapat dijumpai gangguan siklus haid.
2.    Gejala respiratorik (paru)
1)      Batuk
Awal terjadinya penyakit, kuman akan berkembangbiak di jaringan paru, batuk baru terjadi bila bronkus telah terlibat. Batuk merupakan akibat dari terangsangnya bronkus, kemudian akibat peradangan batuk menjadi produktif karena diperlukan untuk membuang produk-produk eksresi dari peradangan. Sputum dapat bersifat mukoid atau purulen.
2)      Batuk darah
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah, berat atau ringannya batuk darah tergantung dari besarnya pembuluh darah yang pecah. Gejala ini tidak selalu terjadi pada setiap TB paru, kadang-kadang merupakan perluasan proses TB paru.
3)      Sesak napas
Terjadi akibat luasnya kerusakan jaringan paru, didapatkan pada penyakit paru yang sudah lanjut. Sedangkan pada penyakit yang baru tidak akan dijumpai gejala ini.
4)      Nyeri dada
Biasanya terjadi bila sistem saraf terkena,dapat bersifat lokal atau pleuritik.
5)   Malaise     
                  Sering ditemukan berupa tidak ada nafsu makan, badan makin kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot dan keringat malam.

IV.       Penularan
Sumber utama penularan penyakit ini adalah sputum (dahak). Batuk dan meludah akan menyebabkan kuman tuberkulosis menular pada orang lain lewat udara. Penderita TBC ketika batuk, bersin, atau berbicara, akan memercikkan kuman TBC atau bacilli ke udara. Seseorang dapat terpapar dengan kuman TBC hanya dengan menghirup sejumlah kecil kuman TBC (penularan melalui udara). Keluarga yang tinggal dekat penderita memiliki kemungkinan lebih banyak untuk tertular. Bayi dari ibu yang terinfeksi tuberkulosis berisiko tinggi untuk terserang, oleh sebab itu penderita harus dilatih untuk menutup mulutnya dan menghadapkan wajah ke arah lain saat batuk.

V.          Pengobatan
               Menurut Dep.Kes (2003) tujuan pengobatan TB Paru adalah untuk menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan dan menurunkan tingkat penularan. Salah satu komponen dalam DOTS adalah pengobatan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung dan untuk menjamin keteraturan pengobatan diperlukan seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
Prinsip pengobatan TB Paru :
1)      Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis (Isoniasid, Rifampisin, Pirasinamid, Streptomisin, Etambutol) dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman (termasuk kuman persisten) dapat dibunuh.
2)      Dosis tahap intensif dan tahap lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal, sebaiknya pada saat perut kosong.
3)      Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap semua OAT. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita TB Paru BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif.
4)      Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten sehingga mencegah terjadi kekambuhan.

VI.       Pencegahan
1.      Mencegah dengan menjalankan pola hidup sehat dengan cara :
a.       Makan bergizi seimbang
b.      Istirahat cukup dan jangan tidur larut malam
c.       Tidak merokok (pasif atau aktif)
d.      Menjemur kasur atau alas tidur teratur agar tidak lembab
e.       Membuka jendela rumah waktu pagi hari sampai sore hari
2.      Mencegah penularan pada pasien TBC dengan cara :
a.       Bila batuk tutup mulut agar keluarga dan orang sekitar tidak tertular
b.      Jangan meludah di sembarang tempat
c.       Meludah dengan menggunakan tempolong atau kaleng yang tertutup dan diisi air sabun atau Lysol untuk menampung dahak
d.      Membuang tampungan dahak ke lubang WC atau timbun di tempat yang jauh dari keramaian
3.      Mencegah TB pada anak dengan cara :
a.       Mencegah kontak antara anak dengan penderita TB yang menular
b.      Memberikan gizi yang cukup (terutama protein dan Fe yang cukup)
c.       Vaksinasi BCG sebagai perlindungan bagi anak terhadap TB primer serta komplikasi-komplikasinya dengan syarat bahwa vaksinnya baik, penyimpanan dan handling-nya baik, teknik penyuntikannya baik dan anak yang bersangkutan mempunyai respons imun seluler yang baik pula. (WHO, 1980)






DAFTAR PUSTAKA


Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & Suddarth .Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC